Thursday, September 08, 2016

Bedor Terkena Serpihan Bom Di Tanah Pemajekan



Kabar Luka Urutsewu


Bedor (38), petani Urutsewu yang terkena serpihan bom mortir di lahan pesisir Desa Entak, Kecamatan Ambal; salah satu desa di kawasan pesisir Urutsewu. Bedor, didampingi istrinya Narsiyem saat akan dievakuasi dari Puskesmas Ambal ke RSUD "Dr Soedirman" Kebumen [Foto: Warga-doc] 

Hari Kamis (8/9) jatuh lagi korban warga sipil dari kalangan petani pesisir Urutsewu yang terkena pecahan bom mortir, saat tentara dari kesatuan Yonif 403 tengah latihan di kawasan pesisir Kebumen selatan. 

Bedor (38 tahun) warga Rt.02–Rw.04 Desa Entak Kecamatan Ambal, terluka cukup parah pada lengan kanan, dievakuasi petani tetangganya menggunakan sepeda motor ke Puskesmas Ambal. Kemudian dilarikan ke IGD RSUD Dr Sudirman Kebumen; tetapi akhirnya buru-buru dirujuk ke Rumah Sakit Tentara (RST) Magelang. Hasil pemeriksaan radiologi RSUD mendapati masih ada 3 serpihan mortir bersarang di bagian bawah lengan kanan korban. 
 
Sebagaimana diketahui, Yonif 403–Kentungan Yogyakarta adalah satuan yang diduga melakukan penyerangan terhadap warga sipil dan merusak 12 sepedamotor milik warga pada “Tragedi Urutsewu” (16/4) di Setrojenar; 5 tahun yang lalu. Disaat mana masyarakat mengekspresikan penolakan terhadap latihan TNI di kawasan pertanian Kebumen selatan

Lokasi tempat jatuhnya bom mortir yang diluncurkan dari lapangan tembak  Desa Setrojenar meledak di atas tanah pemajekan milik Sadja berjarak dua desa sebelah timurnya. Kejadian ini di luar dugaan petani yang kebetulan berada di lokasi lahan miliknya. Sebelumnya terjadi ledakan mortir sebanyak 2 kali, sebelum ledakan ke 3 yang melukai salah satu petani di sana. Ledakan ke 3 ini berselang cukup lama, lebih 5 menit dari ledakan ke 2. 

“Bom meledak di lahan dogol (singkong_Red) milik Sadja”, aku Slamet yang berada tak jauh dari posisi korban. Slamet masih sempat mendengar suara serpihan mortir yang meledak dan menerobos tanaman di sekitarnya sebelum kemudian dia mendengar suara teriakan lain yang menimpanya 

“Bedor kena bom.. Bedor kena bom..!”, lalu Slamet yang tengah memanen terong, berlarian guna menolong Bedor yang kelihatan berdarah di lengan kanannya.  


Kronologi Kejadian 


Bedor berangkat ngarit (mencari rumput_Red) sekitar jam 08.00 wib. Ada kabar dari petugas Koramil hari itu digelar latihan tembak yang dilepaskan dari desa Setrojenar. Menurut warga berdasar pemberitahuan ini, latihan tembak mortir berjarak pendek, diperkirakan bakal jatuh di desa Brecong Buluspesantren, akan tetapi ternyata bom mortir yang ditembakkan jatuh di lahan pemajekan milik petani desa Entak Ambal.  

Ledakan ke 3 yang melukai Bedor terjadi sekitar jam 09.30 wib, di “legokan kisik sisih lor” (paparan pesisir sebelah utara_Red). Posisi korban Bedor berada sejauh sekitar 30-40 meter dari titik ledakan. Beberapa petani yang ada di sekitar lokasi, Slamet Kiwil, Kriswanto, Rajab, Sarwono dan lainnya mendengar teriakan “Bedor kena bom… Bedor kena bom” 

Jam 09.40 wib dilakukan evakuasi dari lokasi ledakan ke Puskesmas Ambal setelah luka pada lengan kanan korban dibalut dengan baju yang dipakai korban. Evakuasi dilakukan oleh petani dengan menggunakan sepeda motor, sampai di Puskesmas Ambal. 

Setelah jam 10.00 wib, luka di lengan korban nampak membengkak dan korban mulai merasa ngilu kesemutan. Atas rujukan pihak Puskemas, dilakukan evakuasi dari Puskesmas Ambal ke RSUD “Dr Sudirman” Kebumen dengan ambulance dari Kodim; sopir dan petugas dari tentara. Sedangkan di bagian kabin belakang, korban didampingi Narsiyem istrinya dan Ngadiman salah satu warga Entak

Sekitar jam 11.00 wib tiba di RSUD “Dr Sudirman” dan masuk IGD hingga saat terdengar suara adzan dhuhur, kemudian korban dimasukkan ruang tindakan, di-scan radiologi dan tindakan lain hingga jam 12.00 wib. 

Jam 12.30 dirujuk ke RST (Rumah Sakit Tentara) Magelang. Ihwal rujukan ke Magelang ini atas “advis” tentara; dimungkinkan sebagai yang terbaik. Meski sebelumnya, keluarga korban menghendaki dirujuk ke Rumah Sakit di Yogyakarta saja. Kades Entak Sapari bahkan sempat berdebat soal rujukan rumah sakit pilihan keluarga korban ini.   
___
Catatan: Selama kawasan Urutsewu dijadikan lapangan tembak dan ujicoba senjata TNI-AD, khusus Desa Entak setidaknya telah terjadi 4 kasus yang membawa korban sipil; termasuk salah satu kasus yang korbannya sampai tewas tahun 1980-an di lokasi dekat makam setempat. Ledakan pada Kamis (8/9) terjadi di “legokan kisik sisih lor” antara zona Keben dengan Gumuk Klanangan; terbilang masih masuk “tanah pemajekan” (tanah berpajak_Red) dan zona pangonan yang faktual jadi lahan hortikultura pesisir.

0 comments:

Post a Comment