Kabar Luka Urutsewu
Bedor (38), petani Urutsewu yang terkena serpihan bom mortir di lahan pesisir Desa Entak, Kecamatan Ambal; salah satu desa di kawasan pesisir Urutsewu. Bedor, didampingi istrinya Narsiyem saat akan dievakuasi dari Puskesmas Ambal ke RSUD "Dr Soedirman" Kebumen [Foto: Warga-doc]
Hari
Kamis (8/9) jatuh lagi korban warga
sipil dari kalangan petani pesisir Urutsewu yang terkena pecahan bom mortir,
saat tentara dari kesatuan Yonif 403 tengah latihan di kawasan pesisir Kebumen
selatan.
Bedor (38 tahun) warga Rt.02–Rw.04 Desa
Entak Kecamatan Ambal, terluka
cukup parah pada lengan kanan, dievakuasi
petani tetangganya menggunakan sepeda motor ke Puskesmas Ambal. Kemudian
dilarikan ke IGD RSUD “Dr
Sudirman” Kebumen; tetapi akhirnya buru-buru dirujuk ke Rumah Sakit Tentara (RST) Magelang. Hasil
pemeriksaan radiologi RSUD mendapati masih ada 3 serpihan mortir bersarang di bagian
bawah lengan kanan korban.
Sebagaimana diketahui, Yonif 403–Kentungan
Yogyakarta adalah satuan yang diduga melakukan penyerangan terhadap warga sipil
dan merusak 12 sepedamotor milik warga pada
“Tragedi Urutsewu” (16/4) di Setrojenar;
5 tahun yang lalu. Disaat mana masyarakat mengekspresikan
penolakan terhadap latihan TNI di kawasan
pertanian Kebumen selatan.
Lokasi tempat jatuhnya bom mortir yang diluncurkan dari lapangan
tembak Desa Setrojenar meledak di atas tanah pemajekan milik Sadja berjarak dua desa sebelah timurnya.
Kejadian ini di luar dugaan petani yang kebetulan berada
di lokasi lahan miliknya. Sebelumnya terjadi ledakan mortir sebanyak 2 kali, sebelum
ledakan ke 3 yang melukai salah satu petani di sana. Ledakan ke 3 ini berselang
cukup lama, lebih 5 menit dari ledakan ke 2.
“Bom meledak di lahan dogol (singkong_Red) milik Sadja”, aku
Slamet yang berada tak jauh dari posisi korban. Slamet masih sempat mendengar suara
serpihan mortir yang meledak dan menerobos tanaman di sekitarnya sebelum
kemudian dia mendengar suara teriakan lain yang menimpanya
“Bedor kena bom.. Bedor kena
bom..!”, lalu Slamet yang tengah memanen terong, berlarian guna menolong Bedor
yang kelihatan berdarah di lengan kanannya.
Kronologi Kejadian
Bedor berangkat ngarit (mencari rumput_Red) sekitar
jam 08.00 wib. Ada
kabar dari petugas Koramil hari itu digelar
latihan tembak yang dilepaskan dari desa Setrojenar. Menurut warga berdasar pemberitahuan ini, latihan
tembak mortir berjarak pendek, diperkirakan bakal jatuh di desa Brecong Buluspesantren, akan tetapi ternyata bom mortir yang ditembakkan jatuh
di lahan pemajekan milik
petani desa Entak
Ambal.
Ledakan ke 3 yang melukai Bedor terjadi
sekitar jam 09.30
wib, di “legokan kisik sisih lor” (paparan pesisir sebelah utara_Red). Posisi korban Bedor berada sejauh sekitar
30-40 meter dari titik ledakan. Beberapa petani yang ada
di sekitar lokasi, Slamet Kiwil, Kriswanto, Rajab, Sarwono dan lainnya mendengar teriakan “Bedor
kena bom… Bedor kena bom”
Jam 09.40 wib dilakukan evakuasi
dari lokasi ledakan ke
Puskesmas Ambal setelah luka pada
lengan kanan korban dibalut dengan baju yang dipakai korban. Evakuasi dilakukan oleh petani
dengan menggunakan sepeda motor, sampai
di Puskesmas Ambal.
Setelah jam 10.00 wib, luka di
lengan korban nampak membengkak dan korban mulai merasa ngilu kesemutan. Atas
rujukan pihak Puskemas, dilakukan evakuasi dari
Puskesmas Ambal ke
RSUD “Dr Sudirman” Kebumen
dengan ambulance dari Kodim; sopir dan petugas dari tentara. Sedangkan
di bagian kabin belakang,
korban didampingi Narsiyem istrinya dan Ngadiman salah satu warga Entak.
Sekitar jam 11.00 wib tiba
di RSUD “Dr Sudirman” dan
masuk IGD hingga saat terdengar suara adzan dhuhur, kemudian korban dimasukkan ruang tindakan, di-scan
radiologi dan tindakan lain hingga jam 12.00 wib.
Jam 12.30 dirujuk ke RST (Rumah Sakit Tentara) Magelang. Ihwal
rujukan ke Magelang ini atas “advis” tentara; dimungkinkan sebagai yang terbaik. Meski
sebelumnya, keluarga korban menghendaki dirujuk ke Rumah Sakit di Yogyakarta saja. Kades Entak Sapari bahkan sempat berdebat soal rujukan
rumah sakit pilihan keluarga korban ini.
___
Catatan: Selama kawasan Urutsewu dijadikan lapangan tembak dan
ujicoba senjata TNI-AD, khusus Desa Entak setidaknya telah terjadi 4 kasus yang membawa
korban sipil;
termasuk salah satu kasus yang korbannya sampai tewas tahun 1980-an di lokasi
dekat makam setempat. Ledakan
pada
Kamis (8/9) terjadi di “legokan
kisik sisih lor” antara
zona Keben dengan Gumuk
Klanangan; terbilang masih masuk “tanah pemajekan” (tanah
berpajak_Red) dan zona pangonan yang faktual jadi lahan hortikultura pesisir.
0 comments:
Post a Comment