HIMMAH ONLINE, Kampus Terpadu – Aliansi Mahasiswa Peduli Agraria (Ampera) menggelar aksi terkait kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke Universitas Islam Indonesia (UII) pada Senin, 2 Mei 2016 sejak pukul 15.30 WIB. Aksi ini dimulai dengan massa aksi yang berjalan dari Kantin Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII menuju bagian depan Auditorium Kahar Muzakkir untuk memblokade akses masuk ke acara Suara Rakyat TV One.

Berdasarkan press release, tuntutan aksi tersebut meliputi penolakan kunjungan Ganjar ke UII, penolakan terhadap intervensi politik praktis masuk ke kampus, selesaikan konflik-konflik agraria yang ada di Jawa Tengah, pemerintah sebagai aparatur negara harus bersikap membela rakyat dan berhenti melakukan tindakan represif ke rakyat dengan militernya dalam menangani konflik agraria, dan tegakkan Undang-undang Pokok Agraria tahun 1960 dengan sebenar-benarnya serta tegas memasukkannya dalam politik negara.

Syamsul Ariski, salah satu koordinator lapangan, menyebutkan bahwa massa yang terlibat dalam aksi berjumlah kurang lebih 300 orang. Massa aksi tidak hanya berasal dari UII, tetapi juga mahasiswa lain yang bergabung dengan aliansi. Syamsul juga menjelaskan bahwa tujuan akhir aksi ini adalah untuk bisa beraudiensi dengan Ganjar. Audiensi diharapkan menjadi ajang penyampaian aspirasi, pernyataan sikap dari massa, dan penyerahan lukisan serta data kepada Ganjar.

Ganjar Pranowo menyatakan bahwa dirinya tidak datang ke UII demi berpolitik kampus, melainkan untuk menghadiri undangan dari TV One. Mengenai kasus agraria yang ada di Jawa Tengah, apabila konflik di Rembang tidak selesai, maka satu hal yang bisa dilakukan adalah jalan pengadilan. Kemudian, proses pengadilan untuk kasus di Kabupaten Pati harus dikawal sehingga apa yang terjadi di Rembang tidak lagi terulang. “Saya belum pernah menandatangi satu pun SK (Surat Keputusan –red) yang berkaitan dengan izin semen dan sebagainya, tetapi saya bertanggung jawab sebagai gubernur,” ungkapnya.

Sementara kasus Urutsewu terjadi ketika Ganjar masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Konflik agraria di Urutsewu kini sudah mencapai tahap proses identifikasi sertifikat. Adapun pekerjaan yang telah selesai, yakni redistribusi tanah di Cilacap dan konflik di Batang. Gubernur Jawa Tengah tersebut berkomitmen untuk menyelesaikan seluruh masalah agraria melalui dokumen hukum dan logika yang mesti diikuti dalam suatu prosedur. Apabila ada pihak yang tidak setuju, dipersilakan untuk menggugat.

Nurcholis Ainul Rafiq Tri selaku koordinator umum dalam aksi ini menyatakan bahwa dia kurang puas atas jawaban-jawaban Ganjar. Menanggapi tuntutan mengenai politik praktis, Nurcholis menyayangkan kedatangan tokoh-tokoh politik yang menyuarakan politik praktis dengan kondisi politik yang kurang baik seperti saat ini. Ia pun mengharapkan agar mahasiswa mengawal kampusnya. “Berpihaklah kepada masyarakat karena pada dasarnya itulah yang harus dilakukan,” ucapnya. Nurcholis juga menambahkan bahwa belum ada pembahasan mengenai aksi lanjutan untuk isu di atas. Namun, dirinya akan mengajak Aliansi Mahasiswa Peduli Agraria untuk terus mengawal isu-isu agraria yang ada. (Fatimah Intan K.)

http://lpmhimmahuii.org/2016/05/aksi-menolak-lupa-konflik-agraria/