This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sunday, September 30, 2012

Pesan dari "medi sawah" Hari Tani Nasional

Pada Hari Tani Nasional (24/9) lalu, muncul "hantu-sawah" yang dibuat dan dipasang pada 3 desa di pinggiran Jl. Daendels. Diantaranya 3 titik di Wiromartan (Mirit), 1 titik di Tlogodepok (Mirit) dan  1 titik lagi Kaibonpetangkuran (Ambal). Di tiap titik itu ada beberapa "hantu-sawah" berbagai bentuk. 

Peringatan Hari Tani Nasional yang dilakukan petani Urutsewu dengan cara unik ini, bertujuan untuk mengingatkan semua orang, termasuk fihak yang telah dan akan mengganggu kepentingan pertanian di kawasan pesisir selatan. Kawasan yang mayoritas warganya adalah petani dan tengah berjuang keras membebaskan pesisir dari kebiasaan latihan militer dan ujicoba senjata berat, serta membebaskan dari ancaman eksploitasi pertambangan pasirbesi. 

Mengingatkan bahwa substansi masalah yang selama ini mengganggu tradisi budidaya agraris dan pengembangannya; adalah problem konflik agraria. Konflik ini bukan semata problem tanah yang diokupasi (land-gribbing) untuk 2 hal (kawasan hankam dan pertambangan). Tetapi juga kasus-kasus pelanggaran HAM (sebagaimana investigasi Komnas HAM pasca tragedi Setrojenar), penembakan petani, pengrusakan barang, kematian anak-anak di masalalu termasuk perampasan sistematis atas tanah-tanah milik petani, tanah adat, serta banda desa.

Terhadap beberapa kasus yang membawa korban petani ini tak ada penjelasan status dan penyelesaian yang tuntas. Resistensi petani Urutsewu yang hanya menuntut pemanfaatan kawasan pesisir sebagai kawasan pertanian dan pariwisata rakyat, bahkan dipatahkan secara politis dengan disahkannya Perda RTRW. Regulasi ini disamping sejak awal ditentang petani, adalah jelas-jelas telah mengabaikan sejarah tanah dan hak milik. Fakta ini tak pernah diakui oleh fihak militer dan pemerintah, juga para wakil rakyat di lembaga legislatif. Pengadilan juga, dalam kasus yang berbeda, pernah seorang hakim PN menyatakan tak mengakui keabsahan sebuah sertivikat tanah yang ditunjukkan oleh saksi untuk kasus pengrusakan gapura pada bentrok petani yang diserang militer secara membabi buta.

Berbagai dalih atas nama kekuasaan telah dilangsir untuk melibas sejarah rakyat Urutsewu. Dan ini lah yang menggerakan para hantu itu. Manifestasi dari kemarahan pemilik republik yang kini porak-poranda di tangan penguasa yang dikendalikan pemilik modal besar korporasi. 













Sunday, September 16, 2012

Islah (untuk) Hindari Masalah ?

Hari ini fihak militer memprakarsai sebuah upaya "islah" dengan organisasi yang sering mengklaim orang sebagai nadliyin; tapi melupakan essensi masalah...
(to be continued)

Saturday, September 01, 2012

Rekor Kunjungan Pariwisata Rakyat

Meski terkesan tak seramai lebaran tahun lalu, ternyata rekor kunjungan wisata ke pesisir Kebumen selatan mengalami lonjakan cukup signifikan untuk pesisir Setrojenar pada lebaran tahun ini. Berdasarkan data ticketing pungutan masuk per kepala yang diterapkan warga bekerjasama dengan unsur pemerintahan desa, BPD dan organ pemuda setempat, diperoleh catatan kunjungan wisata sebagai berikut:

1. Senin, 20 Agustus 2012: tercatat 20.000 pengunjung;
2. Selasa, 21 Agustus 2012: tercatat 18.000 pengunjung;
3. Rabu, 22 Agustus 2012: tercatat 16.000 pengunjung;
4. Kamis, 23 Agustus 2012 s/d Sabtu, 25 Agustus: rata-rata 8.000 pengunjung;
5. Minggu, 26 Agustus 2012: tercatat 10.000 pengunjung.

Membaca Fakta Empiris

Menurut Tumiran (49), Koordinator ticketing pariwisata tradisional desa Setrojenar, kenyataan ini bukan dicapai tanpa perjuangan warga desa secara keseluruhan. Sebagaimana diketahui bahwa desa pesisir ini merupakan salah satu dari 15 desa pesisir selatan yang terbelit problem latent tekait konflik agraria.
"Pengelolaan wisata tradisional di desa ini menjadi bagian utuh dari konsep tentang kemandirian", kata pengajar SD, berfilsafat.
Tetapi lepas dari semua itu, kenyataan bahwa tradisi pariwisata rakyat yang dikembangkan secara mandiri oleh berbagai elemen di kampungnya; telah semakin berkembang maju. Pengembangan ini sejalan dengan kenyataan lain di bidang pemanfaatan lahan pesisir untuk pertanian holtikultura. Bukan hanya tanaman padi, ketela, jagung; tetapi juga berbagai tanaman buah, seperti semangka, melon, pepaya, mentimun, bahkan juga cabai dan berbagai tanaman sayuran lainnya.