13 Juni 2016 |
[Menelaah Berita Kompas 13 Juni 2016]
Analogi Ketapel
Bila kita analogikan Zona Subduksi Australia-Eurasia bagaikan karet ketapel pada sebuah ketapel di mana ketapel yang dipegang di tangan kiri bergerak maju, sementara tangan kanan memegang bagian tengah karet. Zona subduksi Auatralia- Eurasia di wilayah Sumatera dan Jawa layaknya karet ketapel yang tertahan/dipegang tangan kanan. Ujung-ujung karet ketapel di Barat (Nepal) dan Timur (New Zealand) sudah bergerak maju dengan adanya gempa di atas 7.0 SR senentara di bagian karet ketapel (Sumatera dan Jawa) masih tetap saja belum terjadi gempa di zona subduksi dalam yang signifikan. Pada akhirnya ini akan menjadi lentingan kuat bila tangan kanan melepaskan karet tersebut.
Menurut Kepala
PVMBG Kasbani menyatakan berdasarkan riset terbaru menemukan data baru
potensi gempa bumi berkekuatan lebih besar dari Peta Gempa Bumi Nasional
yang berpotensi menimbulkan dampat kota-kota besar. Irwan Meilano,
terkait temuan dasar kegempaan sejumlah ahli dan pemerintah kini
merevisi Peta Gempa Nasional. Salah satu perhatian urama adalah sumber
gempa di Selatan Jawa, data terbaru gempa subduksi memiliki kekuatan
minimal M 8.5 dari sebelumnya maksimal M 8.1. Hal ini terkait dari
temuan deposit tsunami raksasa di Binuanguen, Lebak dan Widoropayung,
Cilacap kata Eko Yulianto, LIPI. (Kompas, 13 Juni 2016)
Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berdasarkan hasil
kajiannya memperkirakan sifat gempa bumi yang kemungkinan terjadi di
wilayah selatan Pulau Jawa berpotensi menimbulkan tsunami.
"Ini yang perlu diwaspadai, karena meski magnitude gempa (di selatan Pulau Jawa) tidak terlalu besar dan kadang-kadang tidak terlalu dirasakan, tapi dampak tsunaminya besar," kata Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Masturyono pada "Workshop Penguatan UPT BMKG dan BPBD dalam memahami rantai peringatan dini tsunami" di Yogyakarta, Senin, 14 September 2015. Diungkapkan pula hasil kajian dan penelitian yang dilakukan oleh BMKG, potensi gempa di wilayah selatan Pulau Jawa memiliki sifat "slow earthquake" atau gempa yang hampir tidak terasa getarannya, namun potensi tsunami yang ditimbulkan cukup besar. Potensi Gempa di Selatan Jawa, gempa dengan magnitude 8.0 SR saja namun menyamai gempa dengan magnitude 9.0 SR di Sumatera.
Daerah yang
kemungkinan terdampak tsunami, sesuai pemetaan yang dilakukan BPBD DIY
pada 2012, yakni 10 desa dari tiga kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 5
desa dari tiga kecamatan di Bantul, dan 18 desa di tiga kecamatan di
Gunung Kidul.
Potensi dampak diasumsikan dari kemungkinan gempa bumi dengan magnitude 8.0 SR yang memicu gelombang tsunami dengan ketinggian 11 meter, serta memiliki potensi terjangan mencapai 2--3 kilo meter dari bibir pantai. (Antaranews, Senin, 14 September 2015)
Zona tumbukan lempeng bumi di bawah laut Selat Sunda berpotensi gempa
bumi hingga Mw 9. Gempa ini bisa memicu tsunami hingga lebih dari 20
meter di pesisir Banten dan Lampung. Ancaman bagi Jakarta yang paling
perlu diwaspadai adalah guncangan gempa.
Potensi gempa raksasa di
zona subduksi (tumbukan lempeng) Selat Sunda itu disimpulkan dari
keberadaan kosong gempa (seismic gap) sepanjang 350-550 kilometer (km).
Zona kosong gempa itu sangat mungkin menyimpan potensi gempa raksasa
karena energi dari gesekan dua lempeng bumi masih tersimpan.
”Dengan membuat estimasi lebar dan slip-nya dikalikan panjang seismic
gap itu, kami perkirakan potensi kekuatan gempanya dan ketemu sekitar Mw
9 itu,” kata peneliti tsunami pada Balai Pengkajian Dinamika Pantai
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Widjo Kongko, (31/3/2014), di
Jakarta.
8 Gempa Besar yang mempengaruhi pergerakan lempeng:
1. Myammar 6.9 SR 135 Km, 13 April 2016, 20:55:17 WIB
2. Vanuatu, 6.0 SR 10 Km, 14 April 2016, 19:17:05 WIB
3. Jepang, 6.2 SR 10 Km, 14 April 2016, 19:36:36 WIB
4. Jepang, 6.0 SR 6 Km, 14 April 2016, 23:03:46 WIB
5. Vanuatu, 6.4 SR 16 Km, 15 April 2016, 04:05:27 WIB
6. Honduras, 6.1 SR 25 Km, 15 April 2016, 21:11;27 WIB
7. Jepang, 7.0 SR 10 Km, 15 April 2016, 23:35:06 WIB
8. Ekuador, 7.7 SR 10 Km, 17 April 2016, 06:58:36 WIB
Disamping juga terjadi gempa-gempa di bawah 6.0 SR diberbagai area Asia-Pasifik.
Daerah Berpotensi Gempa
Secara umum zona sumber kejadian gempa bumi di Indonesia berdasarkan mekanisme fisik dapat di bagi menjadi :
1. Zona Subduksi yaitu zona kejadian gempa bumi yang terjadi di sekitar pertemuan antar lempeng. Sumber penunjaman lempeng kerak bumi dapat di bagi menjadi dua model yaitu pada lajur mega thrust atau gempa bumi interplate maupun dalam lajur Beniof/gempa intraplate. Lajur megathrust adalah bagian dangkal suatu lajur subduksi yang mempunyai sudut tukik yang landai sedangkan zona Benioff adalah bagian dalam suatu lajur subduksi yang mempunyai sudut tukik yang curam.
2. Zona transform adalah sesar geser pada batas antara dua lempeng dimana pada daerah ini terjadi gesekan atau translasi dan tidak terjadi penelanan kerak bumi, akan tetapi terjadi gerak horizontal dan menyebabkan gempa bumi besar (Katili, 1986).
3. Zona sumber-sumber sesar kerak bumi dangkal (shallow crustal fault) adalah patahan kerak bumi dangkal dan aktif.
Gempa Megathrust
Gempa megathrust itu adalah gempa yang terjadi pada zona subduksi di batas lempeng di mana satu lempeng tektonik mendorong lempeng lainnya sehingga terjadi subduksi dan menimbulkan getaran (gempa). Hal ini menyebabkan salah satu lempeng akan bergerak turun sedangkan yang lainnya bergerak naik. Gempa ini hanya terjadi di batas lempeng yang dangkal, yang dekat dengan permukaan bumi sehingga dapat menghasilkan gempa yang sangat dahsyat hingga di atas 9 SR.
Seismic Gap
Seismic Gap (SG) adalah istilah yang digunakan untuk kawasan aktif secara tektonik namun jarang terjadi gempa dalam jangka waktu yang lama. Salah satunya adalah selatan pulau Sumatra dan Jawa terdapat zona subduksi antara Lempeng Australia dgn Lempeng Eurasia, dimana jarang terjadi gempa sehingga menyimpan potensi terjadinya gempa megathrust.
Maka perlunya peningkatan kewaspadaan di daerah selatan Sumatera-Jawa dan Sunda kecil karena potensi gempa megathrust ini juga berpotensi menimbulkan tsunami yang dapat terjadi sewaktu-waktu bahkan tanpa peringatan atau tanda-tanda yang mendahului. Selain itu pergerakan Lempeng Australia ini juga dapat meningkatkan aktifitas Gunung Api di Sumatera, Jawa dan Sunda Kecil.
_____________
Sumber :
1. GFZ Geofon
2. Analisa MRC-Merapi Rescue Community (Mitigation-Rescue-Conservation)
3. Kompas
4. AntaraNews
5. Berbagai Sumber
1. GFZ Geofon
2. Analisa MRC-Merapi Rescue Community (Mitigation-Rescue-Conservation)
3. Kompas
4. AntaraNews
5. Berbagai Sumber
*LANGKAH ANTISIPASI GEMPA*
1. Hapalkan jalan keluar, arah jalan keluar harus bebas dari rintangan
2. Kunci pintu tetap di lubangnya
3. Jangan menaruh benda di atas lemari
4. Lemari dikawat ke tembok
5. Senter dan lampu Emergency tersedia ke arah jalan keluar
6. Jangan panik
7. Titik kumpul aman di luar rumah bebas pohon, tiang listrik
8. Siapkan tas siaga
1. Hapalkan jalan keluar, arah jalan keluar harus bebas dari rintangan
2. Kunci pintu tetap di lubangnya
3. Jangan menaruh benda di atas lemari
4. Lemari dikawat ke tembok
5. Senter dan lampu Emergency tersedia ke arah jalan keluar
6. Jangan panik
7. Titik kumpul aman di luar rumah bebas pohon, tiang listrik
8. Siapkan tas siaga
https://www.facebook.com/lesto.kusumo/posts/10208311263852491
0 comments:
Post a Comment