Saturday, June 25, 2016

Catatan Pengantar Konsolidasi TAPUK [2]

 KONSOLIDASI: Serambi utara masjid "Al-Barokah" tempat pejuang agraria Urutsewu bersilaturahmi dan membangun kembali kekuatan perlawanannya terhadap perampasan tanah pesisir [Foto: FPPKS-USB.doc]
 
Lama tercerai-berai seolah “prithil” dan terhanyut ke pusaran arus keseharian dan problem-problem subyektif, hari ini, serambi sisi masjid “Al-Barokah” Setrojenar dirubungi pegiat advokasi agraria yang pasca #TragediUrutsewu Setrojenar mendeklarasikan Tim Advokasi Petani Urutsewu Kebumen [TAPUK]. Tak kurang, petani pejuang Urutsewu dari desa-desa seperti Ayamputih, Brecong, Entak, Ambalresmi, Kaibon Petangkuran hingga ujung timur desa Wiromartan serta desa Setrojenar sendiri; menggelar diskusi dan buka bersama.
 
Diskusi 9 shaf yang cukup menggugah nalar perjuangan berdisiplin garis-massa dalam melawan ketidakadilan dan perampasan sistematis disertai kepongahan pemagaran kawasan pesisir, berlangsung dua tahap diselingi acara berbuka puasa dan sholat berjamaah ini; dilanjutkan dengan membincang capaian-capaian kecil dan “kegagalan-kegagalan” kasuistik yang sekaligus jadi bahan evaluasi gerakan. 
 
Disadari oleh penggagas diskusi ini, kiai sohor ImamZuhdi, bahwa persengketaan agraria Urutsewu seakan tenggelam dari percaturan, namun juga menggantung statusnya sebagai sebuah persoalan krussial yang menyangkut hajat hidup mayoritas petani pesisir Kebumen selatan. Pemerintah sendiri seolah menihilkan kejelasan itikadnya dalam penyelesaian atas konflik yang menempatkan face-a-face petani dan aparat negara dari golongan AD. 
 
Tetapi hari ini, di tengah silang-sengkarut kasus-kasus kekerasan negara terhadap rakyatNya di berbagai daerah; nalar perlawanan itu tumbuh kembali di pekan terakhir bulan suci. 
 
Dua organ kembarmayang yang dibangun petani pejuang, FPPKS dan USB harus kembali merajut kekuatan dalam melanjutkan perlawanan terhadap ketidakadilan agraria di kawasannya. Dan bangunan organ TAPUK sendiri sebagai manifestasi dari kesadaran petani sendiri dan gerakan kolektif solidaritas sosial yang menyertainya; jelas tak bisa diam membiarkan ketidakadilan agraria berlangsung sebegitu rupa...

0 comments:

Post a Comment