Tim "negosiator" UrutSewu Bersatu dipimpin Widodo Sunu dihadapkan pada "tim pemagaran" yang dipimpin Kusmayadi (duduk di sudut dekat pintu)
Sampai-sampai Dandim 0709 Kebumen, Letkol Inf. Putra Widyawinaya, SH pun ada di sekitar bawahannya itu. Ihwal
keberadaan tentara bersenjata tongkat di seputar gedung Sekwan itu, mungkin dalam rangka mengawal
atasannya. Namun boleh jadi “situasi tak aman” tengah mengancam alat negara,
sehingga polisi saja dipandang tak cukup untuk mengamankan situasi..
Yang jelas, kenyataan timpang ini dipertanyakan oleh Koordinator
UrutSewu Bersatu Widodo Sunu Nugroho, pada awal dimulainya audiensi sebagaimana
yang direncanakan dalam skenario aksi (8/7) hari itu.
“Ini bukan audiensi, sebagaimana dimaksud dalam permohonan aksi
petani”, dalihnya. Melainkan sebuah mediasi. Sedangkan dari pengalaman aksi terdahulunya para petani
menyadari bahwa pemerintah daerah termasuk DPRD tak memiliki kewenangan apa pun
dalam kaitan penyelesaian konflik tanah pesisir Urusewu.
Rupanya memang ada skenario untuk “menyederhanakan” konflik
agraria Urutsewu, dengan pendekatan parsial dan kasuistik tentang pemagaran
pesisir saja. Kontroversi pemagaran pesisir ini memang yang memicu demonstrasi petani untuk ke sekian kalinya ini.
Itu sebabnya agenda audiensi tim negosiator berubah format menjadi
“mediasi” dengan fasilitator Komisi A DPRD Kebumen yang dipimpin ketuanya, Yudi Trihatmanto, SH. Maka didatangkan lah para
pelaksana (baca: pekerja pemagaran) berikut Komandan Dislitbangad Kusmayadi di
gedung Sekwan itu, disertai dengan regu koersif militer yang berada di seputar gedung Sekwan.
Issue Aksi Tandingan
Teka-teki bakal munculnya aksi tandingan pada demonstrasi massa petani Urutsewu yang muncul sejak dua hari terakhir, siang itu terjawab sudah saat para "pekerja pemagaran" dihadirkan berhadapan di ruang mediasi. Yang ternyata adalah sedulur-sedulur rakyat Urutsewu sendiri. Menyikapi semua ini, beberapa dari tim negosiator aksi petani Urutsewu menegaskan sikap prinsipilnya mengenai penolakan pemagaran pesisir. Penyikapan ini disertai penjelasan yang menyayangkan jika sampai terjadi konflik sesama rakyat.
"Penolakan pemagaran pesisir tak berkaitan langsung dengan kepentingan warga yang pada dasarnya cuma menjadi pekerja pemagaran", papar jubir tim negosiator aksi.
Bahkan pada sessie berikutnya, jubir tim pelaksana pemagaran pun menyatakan sepakat dengan paparan argumentasi tersebut. Disertai pernyataan sikapnya untuk menghindari gesekan atau pun konflik dengan sesama warga pesisir !
Persoalan kontroversi pemagaran pesisir menjadi cukup jelas singkap tabirnya, justru ketika Kepala Dislibangad, Kusmayadi diberi kesempatan berbicara. Tetapi justru tentara berpangkat mayor ini secara verbal menuding bahwa seluruh aksi-aksi penolakan petani Urutsewu sejak mulanya diakibatkan oleh provokasi fihak lain. Kusmayadi dengan mengabaikan etika bahkan menyebut nama-nama seperti Seniman, Paryono dan petani lainnya sebagai provokator.
Issue Aksi Tandingan
Teka-teki bakal munculnya aksi tandingan pada demonstrasi massa petani Urutsewu yang muncul sejak dua hari terakhir, siang itu terjawab sudah saat para "pekerja pemagaran" dihadirkan berhadapan di ruang mediasi. Yang ternyata adalah sedulur-sedulur rakyat Urutsewu sendiri. Menyikapi semua ini, beberapa dari tim negosiator aksi petani Urutsewu menegaskan sikap prinsipilnya mengenai penolakan pemagaran pesisir. Penyikapan ini disertai penjelasan yang menyayangkan jika sampai terjadi konflik sesama rakyat.
"Penolakan pemagaran pesisir tak berkaitan langsung dengan kepentingan warga yang pada dasarnya cuma menjadi pekerja pemagaran", papar jubir tim negosiator aksi.
Bahkan pada sessie berikutnya, jubir tim pelaksana pemagaran pun menyatakan sepakat dengan paparan argumentasi tersebut. Disertai pernyataan sikapnya untuk menghindari gesekan atau pun konflik dengan sesama warga pesisir !
Persoalan kontroversi pemagaran pesisir menjadi cukup jelas singkap tabirnya, justru ketika Kepala Dislibangad, Kusmayadi diberi kesempatan berbicara. Tetapi justru tentara berpangkat mayor ini secara verbal menuding bahwa seluruh aksi-aksi penolakan petani Urutsewu sejak mulanya diakibatkan oleh provokasi fihak lain. Kusmayadi dengan mengabaikan etika bahkan menyebut nama-nama seperti Seniman, Paryono dan petani lainnya sebagai provokator.
0 comments:
Post a Comment