Thursday, July 30, 2015

Kronologi bentrokan: rakyat Urutsewu Kebumen versus aparat keamanan negara


Tim Penutur Selamatkan Bumi | Juli 30, 2015


Berikut ini kronologi bentrokan rakyat urut sewu, Kebumen, Jawa Tengah melawan aparat keamanan negara.

Rabu, 29 Juli 2015

Pukul: 07.00-08.00 WIB

Kedatangan alat berat, buldozer-eskavator di Koramil Mirit; Penyampaian informasi bahwa akan ada pemagaran di zona pesisir.

Pukul: 09.00-12.00 WIB

Warga bersiap mengantisipasi pemagaran, tetapi pihak militer belum jadi melakukan aktivitasnya;
Warga bubar dan pada malam harinya mendapat info akan ada pemagaran keesokan harinya.

Kamis, 30 Juli 2015

Pukul: 09.00 WIB

Kedatangan truk material pemagaran ke zona pesisir, info pengiriman material melalui jalur wisata, dekat Balai Desa Lembupurwo ke arah selatan.

Pukul: 09.00-10.00 WIB

Massarakyat yang mengantisipasi di jalur sebelah barat, bergerak ke lokasi pemagaran dan mendapati sebagian truk pengangkut material telah membongkar muatannya. Masih ada sekitar 4 truk yang belum masuk ke lokasi yang kemudian diusir pergi oleh massa rakyat.

Pukul: 11.00-11.30 WIB

Massa rakyat berhadap-hadapan dengan kesatuan militer dari Yonif 403 yang memang diterjunkan ke lokasi. Perlu diketahui bahwa Yonif 403 ini juga yang melakukan tindak kekerasan pada Tragedi Setrojenar (16-04-2011).

Ada orasi dari warga yang membawa megaphone, sempat ada “penjelasan” pihak militer tentang aktivitas di hari itu; tetapi massa rakyat membantah seluruhnya.

Massa rakyat yang datang ke lokasi terdiri dari petani, pemuda desa, perempuan; termasuk massa solidaritas dari desa Wiromartan, Mirit, Tlogodepok, Kaibon Petangkuran, Ambalresmi, Entak, Setrojenar, Ayamputih.

Pukul: 11.30-12.00 WIB

Massa rakyat menggelar tahlil dan doa bersama di lokasi pemagaran, jumlah massa sekitar 100-an orang. Pada saat tahlilan digelar, berdatangan lah massa yang bersolidaritas dari desa-desa lainnya.

Pukul: 12.00-13.00 WIB

Setelah tahlilan selesai diketahui ada penambahan jumlah pasukan TNI sebanyak 2 truk, namun dihadang massa rakyat yang melarang militer masuk.

Pada rentang waktu ini lah, Kades Lembupurwo, Bagus Wirawan menghubungi pejabat Sekda Kabupaten Kebumen, namun tidak diangkat. Kemudian ia mengontak Polsek dan Camat Mirit dan terhubung; Intinya melaporkan perkembangan yang terjadi dan direspons pihak kepolisian Polsek dengan mengirim 2 petugas intel ke lokasi.

Pukul: 13.00-14.00 WIB

Pasukan TNI memulai bergerak melakukan penggalian pondasi pagar. Massa rakyat bergerak mendekat dan dihadang oleh kesatuan Zipur tetapi massa rakyat berhasil menembus hadangan militer. Jumlah personel militer ditengarai berasal dari 2 kesatuan, Zipur dan Yonif 403; sebanyak 400-500an personel. Massa rakyat berkonsentrasi di ujung timur galian pondasi yang sempat telah tergali sepanjang 50 meter.

Pukul: 14.00-15.00 WIB

Ibu-Ibu sigap turun ke jalur lubang galian pondasi yang dibuat personel militer dengan tujuan menghentikan penggalian; Aksi ibu-ibu ini mendorong massa rakyat mengikuti tindakan pengurugan galian, tetapi pasukan militer berusaha keras mencegahnya. Terjadi aksi dorong-mendorong yang berlanjut dengan pemukulan dan tindakan kekerasan lainnya yang dilakukan pasukan militer. Tindakan kekerasan ini mengakibatkan 1 orang warga [Rubino, 30 th] jatuh pingsan karena kena pukul toya dan kehilangan 1 unit HandPhone merk Sony-Ericsson. Korban ini dirawat di Puskesmas Mirit.

 Diketahui ada korban lain yakni perempuan yang terinjak-injak di lokasi dan seorang warga lain [Teguh Wiromartan, 26 th]. Jumlah korban keseluruhan 5 orang, tetapi yang terkena pukulan toya tak terhitung jumlahnya.

Pukul: 15.00-16.00 WIB

Pihak TNI-AD menginisiasi komunikasi untuk meredakan chaos tetapi personel pasukan yang lain melanjutkan pemagaran di lokasi. Kades Kaibon Petangkuran [Muhlisin] menghubungi Bupati Kebumen [Buyar Winarso] dan tersambung tetapi tak terjadi komunikasi intensif karena kualitas jaringan GSM yang tak jelas dan tidak ditelpon balik oleh Bupati. Kades Wiromartan [Widodo Sunu Nugroho] menghubungi Kapolres Kebumen [Faisal] yang berdalih belum berkoordinasi dengan pihak Denpom sehingga tidak bisa melakukan tindakan mengirim pasukan keamanan resmi.

Kapolres menutup komunikasi dan langsung menghubungi Sekda dan memperoleh keterangan pejabat pemerintah ini telah mengutus Camat untuk datang tetapi faktanya tak ada pejabat yang mendatangi lokasi.
Massa rakyat menggelar tahlilan kedua sebelum kemudian membubarkan diri pada jam 16.00 WIB.

Sumber: Litbang & Media-Center  USB

0 comments:

Post a Comment