Wednesday, April 22, 2009

Selamatan Gapura Setrojenar

Sosok gapura setìnggi 4 meter yang dibangun sejak awal Februari 2009 itu nampak kukuh dan tegar, seakan siap menghadapi gempa dan badai laut selatan.
Siang itu, Rabu 22 April 2009, jam 13.00 wib sekitar 30-an pemuda Desa Setrojenar berkumpul disana untuk melakukan ritual peresmian gapura yang kini menjadi ikon baru wisata pantai Setro.
Ritual dìpimpin seorang tokoh agama, Imam Zuhdi, dengan membuka kunci pintu portal di sisi barat dan timur jalan. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan do'a mohon keselamatan dan diamini bersama.

Arus Pengunjung

Belakangan ini pantai Desa Setrojenar selalu dikunjungi orang dan makin ramai saja pada setiap harinya. Terutama kalangan anak muda. Seperti pada siang itu, meskipun memang bukan hari libur. Jika pada hari Minggu atau hari libur, jumlah pengunjung akan jauh lebih banyak. Menurut para pemuda yang mengelola parkìr kendaraan, kini ada 4 sampai 6 kelompok yang mengelola parkir kendaraan saja.

Ikon Wìsata Rakyat

Di sela peresmian gapura, Imam Zuhdi berpesan kepada semua pemuda untuk menjaga dan memanfaatkan fungsi gapura sebagai pintu masuk untuk menertibkan arus dan parkir kendaraan pengunjung pantai.
"Pemuda lah yang paling pas buat menjaga dari segala gangguan, termasuk dari pihak-pihak yang mengancam", pesannya. Imam ini mendoakan para pihak yang tak setuju supaya sadar.
Ditemui di tempat terpisah, mantan Kades Setrojenar, Mardjo, menyayangkan pihak-pihak yang tak senang atas pembangunan di obyek wisata pantai, termasuk pembangunan gapura.
Alasan yang mendasari pendapatnya adalah bahwa pengembangan potensi wisata pantai Setro telah membuka peluang kerja bagi pemuda dan sektor riil masyarakat kelas bawah. Juga telah memberikan kontribusi yang cukup signifìkan, bukan hanya di sektor ekonomi. Tetapi juga pada sektor sosial budaya serta peringatan hari-hari besar Islam.
Satu hal ditegaskan Mardjo, jika tentara melakukan klaim atas tanah-tanah pesisir, itu suatu kesalahan besar.

0 comments:

Post a Comment