Thursday, April 16, 2009

" Kami telah ambil sikap: meLawan Dislitbangad ! "

Pertemuan 7 desa di Setro Rabu, 15 April 2009 menghasilkan peneguhan tekad untuk bersama melawan tentara. Ancaman Kasad TNI-AD soal pematokan ulang disikapi petani tanpa rasa takut sama sekali. Justru jika TNI-AD mau pasang patok lagi akan ada 'titir' lintas desa untuk menghadang dan mencabut kembali patok tentara.
"Memangnya inì tanah siapa?"
"Sejak kapan tentara punya kewenangan untuk patok pertanahan?"
"Seperti sejarah Kumpeni mematok tanah-tanah di Tegalrejo pada picu awal jaman Perang Diponegoro.."
Macam-macam bentuk komentar sebagai reaksi atas rencana pematokan ulang oleh TNI.

Seruan Waspada

Rencana pematokan ulang itu pastilah punya maksud tertentu dan tidak berdiri sendiri.
Ditengarai demìkian, mengingat kini yang turun ke Setro adalah orang nomor satu di jajaran TNI-AD. Jika dilihat sepintas pernyataan Kasad tak pantas untuk konsumsi publik. Tetapi agaknya memang disengaja demikian, sebagai sebuah manuver atau trik dalam manajemen konflik.
Artinya, boleh jadi itu cuma umpan dalam jebakan taktis. Jika semua disikapi reaksioner semata, lalu petani yang jumlahnya tak kurang dari 3000-an cuma 'rebut-patok' dengan tentara di lapangan.
Tetapi di sisi yang luput dari perhatian, lalu dìam-diam Dislitbang TNI-AD mendesak proses legal penguasaan dan pensertifikatan tanah. Celaka.
"Terjadi lakon Rebutan Kikis Tunggorono" seperti dalam wayang.
Tapì massa rakyat kehilangan hak tanah dan legalitas kepemilikannya.
"Jadi, jangan kita lengah"
dalam menghadapi kemelut tanah.
Sejatinya, semua jadi kemelut, justru setelah tentara bercokol di sana.

1 comment:

  1. Salam Pembebasan Nasional!

    Tanah adalah milik Rakyat--sejarahnya tentara merebut tanah-tanah Rakyat.

    Kami atas nama Persatuan Politik Rakyat Miskin DIY mendukung penuh Hak Masyarakat Setrojenar dan Urut Sewu dalam mempertahankan tanahnya. Tidak berhak Tentara merampas tanah Rakyat ini--dengan dalih apapun.

    Salut atas perjuangan yang di lakukan. Kami akan terus bersolidaritas terhadap rakyat miskin dimanapun berada--karena Rakyat miskin sudah melawan dimana-mana. Mari galang solidaritas di antara rakyat miskin yang berlawan. Jangan Racuni rakyat dengan bualan Partai Penipu '09 dan Capres'09 (Dominasi Orba, Antek Imperialis, Militer serta Reformis Gadungan dan aktivis Pragmatis Oportunis).

    Sekali lagi Rakyat Miskin Butuh Kepeloporan?, galang solidaritas dalam perwujudan alternatif--bangun Front dari gerakan secara nasional--yang baik untuk Rakyat Miskin!--Hanya dari solidaritas sesama rakyat miskin.

    Hidup Tani, Buruh dan persatuan kaum miskin!

    Aslihul Fahmi Alya (Yayak)
    Div. Kampanye dan Front Persatuan POlitik Rakyat Miskin/Yayak DIY-Jateng.

    ReplyDelete