Rabu, 13 April 2011
KEBUMEN, KOMPAS.com — Latihan perang serta
uji coba sistem senjata TNI Angkatan Darat di kawasan Urut Sewu,
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, dibatalkan karena situasi tidak
kondusif. Hal ini menyusul aksi sekitar 500 orang dari kaum tani yang
memblokade areal tersebut hingga Selasa (12/4/2011).
Personel tentara yang sempat tertahan di kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD Desa Setrojenar, Buluspesantren, juga telah ditarik beserta semua artileri yang sedianya akan diuji coba pada Senin lalu.
Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Kebumen Adi Pandoyo, Selasa, mengatakan, karena situasi di lapangan tidak memungkinkan, uji coba meriam dan latihan perang TNI AD untuk sementara ditunda.
"Hasil dialog yang melibatkan Kapolda Jateng dan Pangdam IV/Diponegoro, seluruh pasukan dan peralatan tempur telah ditarik Senin malam. Untuk selanjutnya, persoalan ini akan dibahas di tingkat yang lebih tinggi," ujarnya, Selasa.
Pantauan Kompas, situasi di Jalan Diponegoro Desa Setrojenar yang sejak Minggu malam hingga Senin petang diblokade oleh ratusan orang bersenjata tajam, kemarin berangsur normal. Hanya terlihat satu regu piket berjaga di kantor Dislitbang TNI AD. Namun, warga masih memblokade jalan dari Kompleks Dislitbang menuju Pantai Bocor.
Secara terpisah, Ketua Bagian Divisi Litbang dan Media Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan Aris Panji mengatakan, penolakan latihan TNI AD di kawasan Urut Sewu merupakan harga mati. Ia juga membantah anggapan bahwa keinginan tersebut hanya kepentingan segelintir warga.
"Ini keinginan mayoritas warga tiga kecamatan di Ambal, Mirit, dan Buluspesantren. Panglima TNI harus memahami persoalan ini dengan benar karena ada sekitar 4.000 keluarga dari 15 desa yang mata pencahariannya terancam jika latihan tetap dilanjutkan," tegasnya.
Penolakan latihan TNI AD oleh warga kawasan Urut Sewu sudah terjadi beberapa kali selama lima tahun terakhir. Terakhir kali, pada akhir Maret 2011 lalu, sekitar 1.000 orang mendemo kantor Bupati Kebumen untuk menolak latihan dan uji senjata TNI AD di kawasan tersebut.
Personel tentara yang sempat tertahan di kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD Desa Setrojenar, Buluspesantren, juga telah ditarik beserta semua artileri yang sedianya akan diuji coba pada Senin lalu.
Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Kebumen Adi Pandoyo, Selasa, mengatakan, karena situasi di lapangan tidak memungkinkan, uji coba meriam dan latihan perang TNI AD untuk sementara ditunda.
"Hasil dialog yang melibatkan Kapolda Jateng dan Pangdam IV/Diponegoro, seluruh pasukan dan peralatan tempur telah ditarik Senin malam. Untuk selanjutnya, persoalan ini akan dibahas di tingkat yang lebih tinggi," ujarnya, Selasa.
Pantauan Kompas, situasi di Jalan Diponegoro Desa Setrojenar yang sejak Minggu malam hingga Senin petang diblokade oleh ratusan orang bersenjata tajam, kemarin berangsur normal. Hanya terlihat satu regu piket berjaga di kantor Dislitbang TNI AD. Namun, warga masih memblokade jalan dari Kompleks Dislitbang menuju Pantai Bocor.
Secara terpisah, Ketua Bagian Divisi Litbang dan Media Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan Aris Panji mengatakan, penolakan latihan TNI AD di kawasan Urut Sewu merupakan harga mati. Ia juga membantah anggapan bahwa keinginan tersebut hanya kepentingan segelintir warga.
"Ini keinginan mayoritas warga tiga kecamatan di Ambal, Mirit, dan Buluspesantren. Panglima TNI harus memahami persoalan ini dengan benar karena ada sekitar 4.000 keluarga dari 15 desa yang mata pencahariannya terancam jika latihan tetap dilanjutkan," tegasnya.
Penolakan latihan TNI AD oleh warga kawasan Urut Sewu sudah terjadi beberapa kali selama lima tahun terakhir. Terakhir kali, pada akhir Maret 2011 lalu, sekitar 1.000 orang mendemo kantor Bupati Kebumen untuk menolak latihan dan uji senjata TNI AD di kawasan tersebut.
Editor | : yuli |
http://travel.kompas.com/read/2011/04/13/04524388/Kaum.Tani.Menolak.TNI.Batal.Uji.Meriam
0 comments:
Post a Comment