Thursday, August 12, 2010

Waspada: Mau Apa -sebenarnya- Tentara ?

Di awal bulan Ramadhan ini TNI-AD telah membangun infrastruktur {bangunan) baru di Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal. Selama ini, hampir setiap hari, satu unit truk pengangkut mengirim personel tentara ke kawasan pantai Ambal melalui jalan desa yang telah beraspal. Rupanya memang ditargetkan sebelum puasa, bangunan ini telah berdiri. Sepintas, keberadaan bangunan ini biasa saja, atau malah baek-baek saja. Tetapi jika merunut histori kerakyatan, bahwa di kawasan pantai selatan Kebumen lebih bermaslahat untuk kawasan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian dan wisata rakyat. Maka keberadaan bangunan ini memang menimbulkan tanda tanya. Terlebih sekarang telah ada Perda Provinsi Jawa Tengah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, dimana disebutkan bahwa wilayah yang diperuntukkan bagi kawasan pertahanan dan keamanan adalah wilayah kecamatan Mirit.

Di tempat lainnya, yakni di Desa Ayamputih, Kecamatan Buluspesantren; TNI-AD juga tengah memulai membangun gardu posko di tepi jalan Daendels, 100 meter arah timur jembatan sungai Luk-Ulo. Konon, tempat itu memang agak rawan belakangan ini, terutama setelah TNI-AD ditolak ribuan petani untuk tidak lagi memanfaatkan tanah pertanian dan areal wisata sebagai tempat latihan tentara. Beberapa warga juga diminta oleh tentara untuk bergilir kerjabakti selama pembangunan gardu itu. Tiap hari ada tiga warga yang bekerja tanpa upah selain diberi makan, bergiliran. Mungkin maksudnya ini Tentara Manunggal Rakyat.
Namun, jika bicara perkara keamanan, sesungguhnya, menjadi wewenang kepolisian; tetapi kenapa jadi ada tentara lagi di kampung itu.
Jadi, apa maksud dibangunnya gardu jaga ini oleh tentara?

0 comments:

Post a Comment