Perhelatan peringatan 4 tahun Tragedi
Setrojenar 16 April [2011-2015] yang ditandai dengan serangkaian istighosah
akbar bertajuk “melawan lupa”, digelar di lapangan terbuka desa Setrojenar. Lokasinya
persis berseberangan dengan kompleks Dislitbang TNI-AD.
Bermujahadah bersama menjadi opsi dalam
peringatan kali ini. Namun tak ada orasi dari para petani yang jadi korban
langsung kebrutalan militer yang jumlahnya mencapai 19 orang waktu itu, 14
diantaranya dirawat-inap di RSUD Kebumen. Dan sisanya diobati sanak famili
serta mendapatkan rawat jalan dari Puskesmas.
Sedangkan 6 orang korban kriminalisasi yang
ditangkap dan dipenjara pasca tragedi yang diperingati ini; juga tak banyak berbicara.
Sebagian nampak berbaur dalam arakan kecil warga yang bertolak dari masjid
Al-Barokah, dengan iringan talu rodat menuju lokasi peringatan. Di saat mana
telah ditunai shalat hajat berjamaah di bawah naung tarub.
Belakangan ada ekspresi budaya berupa
sajian teaterikal yang dimainkan pemuda Setrojenar. Selain shalat hajat dan
istighosah, teatrikalisasi peristiwa tragis kebrutalan tentara diintrodusir
kembali di depan mata. Begitu teraduk ingatan kolektif banyak orang; terharu-biru.
Bahkan beberapa ibu-ibu serta sebagian korban kebrutalan sampai larut menitik
air mata berbareng suara isak lirih yang tersendat.
Sesaat, seolah ada yang terlepas sesak di
rongga dada. Tapi perjuangan mempertahankan
hak kemerdekaan ruang hidup petani pesisir Urutsewu, belum lah usai pada hari
itu...
0 comments:
Post a Comment