Thursday, April 16, 2015

Prakarsa Kebangkitan Itu [1]




Perhelatan peringatan 4 tahun Tragedi Setrojenar 16 April [2011-2015] yang ditandai dengan serangkaian istighosah akbar bertajuk “melawan lupa”, digelar di lapangan terbuka desa Setrojenar. Lokasinya persis berseberangan dengan kompleks Dislitbang TNI-AD.

Bermujahadah bersama menjadi opsi dalam peringatan kali ini. Namun tak ada orasi dari para petani yang jadi korban langsung kebrutalan militer yang jumlahnya mencapai 19 orang waktu itu, 14 diantaranya dirawat-inap di RSUD Kebumen. Dan sisanya diobati sanak famili serta mendapatkan rawat jalan dari Puskesmas.

Sedangkan 6 orang korban kriminalisasi yang ditangkap dan dipenjara pasca tragedi yang diperingati ini; juga tak banyak berbicara. Sebagian nampak berbaur dalam arakan kecil warga yang bertolak dari masjid Al-Barokah, dengan iringan talu rodat menuju lokasi peringatan. Di saat mana telah ditunai shalat hajat berjamaah di bawah naung tarub.

Belakangan ada ekspresi budaya berupa sajian teaterikal yang dimainkan pemuda Setrojenar. Selain shalat hajat dan istighosah, teatrikalisasi peristiwa tragis kebrutalan tentara diintrodusir kembali di depan mata. Begitu teraduk ingatan kolektif banyak orang; terharu-biru. Bahkan beberapa ibu-ibu serta sebagian korban kebrutalan sampai larut menitik air mata berbareng suara isak lirih yang tersendat.

Sesaat, seolah ada yang terlepas sesak di rongga dada.  Tapi perjuangan mempertahankan hak kemerdekaan ruang hidup petani pesisir Urutsewu, belum lah usai pada hari itu...

0 comments:

Post a Comment