This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Saturday, May 23, 2009

Betapa Cerobohnya Tentara !

Betapa Cerobohnya Tentara. Lihat gambar disamping ini. Bom Mortir yang bisa meledak sewaktu-waktu, ditanam pada kedalaman tak lebih dari 0,5 meter di bawah permukaan tanah. Dan lokasinya berada tak jauh dari jalan menuju pantai Setrojenar. Kira-kira 25 meter di barat jalan. Diperkirakan ada 20-an bom yang ditanam di situ. Dan lokasi itu adalah lahan pertanian produktif yang dibudidayakan petani.
Bayangkan apabila bom ini meledak. Jumlahnya ada 20-an. Kehancuran seperti apa yang bisa diakibatkan dari ledakan itu ? Padahal, kini, setiap hari banyak orang berkunjung ke pantai Setrojenar. Terlebih di hari-hari libur, jumlahnya berlipat.
Ini sebuah ancaman (hazaard) yang membahayakan keselamatan orang banyak. Dan ancaman terhadap keselamatan orang banyak adalah kejahatan kemanusiaan.
Masih ingat trauma lalu? Tahun 1998, lima anak mati dengan tubuh berkeping! Karena ledakan mortir sejenis ini. Semua karena kecerobohan tentara yang berlatih di sana !

Saturday, May 16, 2009

Tolak Kawasan Hankam di Urut-Sewu; Sebuah Catatan Demonstrasi

Benih Revolusi telah ditebar dan bersemi di kawasan Urut-Sewu. Lalu muncul hasil semaiannya pada hari Kamis siang itu, 14 Mei 2009, di jalanan kota Kebumen. Ribuan petani dari kawasan Urut-Sewu Kebumen Selatan itu bergerak dalam barisan aksi sepanjang 200 meter. Mereka membentangkan spanduk, bendera, poster-poster tuntutan dan membagikan selebaran.
Banyak orang terkejut. Tak kurang pula aparat Polres Kebumen yang dibuat khawatir setelah menerima surat pemberitahuan koordinator aksi demonstrasi yang dilayangkan sejak tiga hari sebelumnya. Sehingga sampai tengah hari Rabu siang pihak polisi belum berani memberikan surat tanda terima pemberitahuan terkait demonstrasi petani Urut-Sewu itu. Kekhawatiran ini lebih dipicu lantaran jumlah massa yang diprediksikan sebelumnya sebesar 1.000 orang itu, potensial menimbulkan aksi anarkis. Dan polisi tak memiliki cukup personel untuk memastikan keamanan aksi tani yang baru dilaksanakan untuk yang pertama kalinya ini.
Meskipun begitu, phobia anarkisme gerakan massa dalam persepsi aparat tak pernah terbukti, meski jumlah massa aksi ternyata bertambah hingga 1.500 an orang; termasuk di dalamnya adalah perempuan. Karena sejak awalnya, aksi tani ini adalah aksi yang terkoordinir dan dipersiapkan melalui serangkaian rembug-rembug warga.

Aksi Tani Urut-Sewu: Keniscayaan!
Tak ada alasan untuk menginterupsi kehendak mayoritas petani di kawasan ini, bahkan dengan dalih keamanan petani itu sendiri. Desa Setrojenar yang mengambil peran 'revolusioner' sebagai pionir perlawanan terhadap tentara, telah teruji mengamankan wilayah desanya sendiri. Keamanan wilayah bukan lagi wacana kusir di sana. Tetapi telah menjadi sebuah sikap, sebuah identitas desa dan perilaku sosial. Lihat saja situasi di desa Setro, bagaimana ternak-ternak peliharaan mereka (kecuali saat hujan) tak pernah dikandangkan siang malam. Dan tak pernah ada kasus pencurian ternak.
Itu artinya, keamanan telah menjadi budaya, tata nilai dalam relasi kearifan lokal. Pernah mendengar analogi dalam jagad wayang, mengenai kawasan yang aman: "sato rojokoyo dhatan cinancangan". Bahwa hewan piaraan di sana tak ada dikandangkan dan terkunci, tetapi tak ada durjana pencuri. Jadi sebaiknya tak usah bicara keamanan desa dengan mereka. Termasuk dengan pemuda yang kemarin membangun gapura pantai Setrojenar itu juga. Pondasi dan wuwungan gapura itu dibangun dari konsep "ideologis" yang disebut keamanan dan ketertiban sejati.
Maka ketika perlawanan tani kawasan urut-sewu mencuat dalam bentuk aksi massa 14 Mei 2009, yang dipelopori oleh petani Setro, terbukti aman dan tertib.
Upaya untuk memoderasi munculnya aksi ini tidaklah kecil.

Thursday, May 14, 2009

Seribuan Petani Pesisir Selatan Kebumen Tolak Latihan Penembakan TNI

Kamis, 14 Mei 2009 | 15:37 WIB

KEBUMEN, KOMPAS.com
- Setidaknya seribu petani kawasan Urut Sewu yang meliputi sembilan desa di Kecamatan Buluspesantren dan Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen berunjukrasa di DPRD Kebumen, Kamis (14/5), menuntut agar kegiatan latihan menembak TNI Angkatan Darat di desa mereka dihentikan. Mereka mengaku kecewa dengan sikap TNI AD yang memperlebar kawasan latihan tembak dengan seenaknya sehingga areal pertanian semakin sempit.
 Dalam pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten dan DPRD Kebumen beserta jajaran Komando Distrik Militer 0709 Kebumen, salah seorang petani Nur Hidayat mengatakan konflik petani dengan TNI AD mulai muncul sejak tahun 2007, ketika Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD memasang patok teritorial TNI AD di sekitar areal pertanian. Hal itu menyebabkan, garis aman bagi areal pertanian mundur, dari semula 500 meter dari bibir pantai menjadi 750 meter dari bibir pantai.

"Bahkan belakangan, TNI AD mengklaim memiliki areal latihan uji coba senjata sepanjang satu kilometer dari bibir pantai," katanya.

Hal itu terbukti dengan keluarnya Surat Gubernur Jawa Tengah pada 5 Oktober 2007, yang memuat pernyataan ganti rugi bagi areal latihan uji coba TNI AD di Jalur Diponegoro untuk pembangunan jalur lintas selatan. Padahal Jalur Diponegoro berada 750 meter dari bibir pantai yang menjadi kawasan aman bagi warga setempat.

Menurut koordinator unjuk rasa Paryono, latihan tembak TNI AD di sekitar kawasan Urut Sewu yang membentang dari Sungai Wawar sampai Sungai Luk Ulo sepanjang 22,5 kilometer lebih itu juga telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Pada tahun 1997, katanya, lima orang anak tewas akibat terkena ledakan mortir aktif yang ditemukan salah seorang anak di sekitar pantai. Pada tahun 2008, dua orang petani yang sedang bekerja juga mengalami cidera karena terkena pecahan mortir ketika latihan tembak TNI AD berlangsung.

Latihan tembak dengan menggunakan pesawat juga dilakukan di atas sekitar pemukiman warga sehingga menimbulkan suasana mencekam di sekitar pemukiman warga. "SD Negeri 2 Setrojenar juga tak luput dilewati oleh pesawat penembak saat mengadakan latihan tembak di sekitar kawasan Urut Sewu," kata Paryono.

Kepala Perwakilan Dislitbang TNI AD Mayor Infanteri Kusmayadi tak menampik kalau sejauh ini, areal TNI AD di kawasan Urut Sewu yang bersertifikat hanya seluas dua hektar. Di atas areal itu telah didirikan Kantor Dislitbang TNI AD.

Sementara area latihan tembak, katanya, menggunakan kawasan pantai sepanjang kawasan Urut Sewu, yang kini menjadi area konflik dengan petani setempat. "Dari dulu, area pantai itu sudah digunakan untuk latihan tembak. Memang sudah seperti itu," katanya.

Di Indonesia pun, lanjutnya, uji coba senjata berat sekelas meriam 105 milimeter juga hanya diadakan di kawasan pantai Urut Sewu itu. "Tetapi uji coba itu kan tidak setiap hari. Dalam sebulan paling hanya dua sampai tiga hari. Totalnya dalam setahun, paling hanya satu setengah bulan," katanya.

Tak dapat berbuat banyak

Karena masih berkonflik, Kepala Badan Pertanahan Nasional Kebumen Solehan Anwar mengatakan, pihaknya tak dapat berbuat banyak. Apalagi sampai mengeluarkan sertifikat tanah untuk petani maupun TNI AD. Prinsipnya, kawasan pantai di sepanjang Urut Sewu itu kawasan lindung milik pemerintah, katanya.


Menanggapi tuntutan petani, Ketua DPRD Kebumen Probo Indartono mengatakan, pihaknya akan membentuk tim untuk menyampaikan aspirasi petani Urut Sewu kepada Departemen Pertahanan Kemanan. "Masalah ini sangat terkait dengan kepentingan nasional. Karena itu, kami tak bisa memutuskannya. Semuanya harus dilaporkan ke pemerintah pusat," jelasnya.
Editor :

http://nasional.kompas.com/read/2009/05/14/15373132/seribuan.petani.pesisir.selatan.kebumen.tolak.latihan.penembakan.tni.