Suasana "Sidang Rakyat" Urutsewu, Minggu [28/4] di Masjid al-Barokah Setrojenar
Terhitung ada 203 petani dan warga pesisir
Urutsewu Kebumen selatan malam itu bergerak menuju satu tempat, selepas tarawih
malam di masjid al-Barokah Setrojenar.
Di situ lah ratusan orang ini berdatangan dari desa-desa mulai Ayamputih, Setrojenar,
Brecong, Entak, Kaibon Petangkuran, Kaibon, Mirit Petikusan, Tlogodepok,
Lembupurwo dan Wiromartan. Tak ada yang memprovokasi petani, selain dituntun
oleh kesadaran untuk berjuang mempertahankan kedaulatan hak atas tanah pesisir
dimana kesatuan tentara tengah membangun pagar di sana.
Tindakan pemagaran pesisir Urutsewu oleh
TNI-AD di beberapa desa, yang oleh kalangan pegiat sosial dinilai arogan; kini
benar-benar membuahkan perlawanan rakyat. Proyek “prestisius” pemagaran pesisir
ini telah menjadi topik utama dalam “sidang rakyat” Urutsewu, Minggu [28/6];
yang pada akhirnya memutuskan untuk melancarkan penolakan bersama. Sikap
bersama yang terangkum dalam pomeo Urutsewu
Satu Tubuh ini telah dinyatakan dalam agenda konsolidasi UrutSewu Bersatu [USB]
di masjid al-Barokah Setrojenar.
Beberapa malam sebelumnya serangkaian
aktivitas spiritual, seperti doa dan mujahadah, telah pula digelar masyarakat
di berbagai tempat. Kecuali sebagai bentuk tafakur
keprihatinan dalam merespons realitas sosial ke dalam ibadah, serangkaian ritual
mujahadah ini telah dapat mengkonsolidasikan kesadaran baru dan secara bertahap
menumbuhkan keberanian untuk bangkit menyatakan sikap perlawanan bersamanya.
Progress
Penting
Ini adalah progress penting dalam
perjuangan petani pesisir Kebumen selatan yang terus melawan perampasan tanah
pertanian holtikulturanya. Terutama pasca Tragedi Setrojenar 16 April 2011 yang
tak berkeadilan hukum itu. Sidang rakyat seperti ini pernah terjadi di sebuah mushola
tak jauh dari masjid ini, pada 24 Februari 2011 silam; pasca para pemuda
membangun gapura wisata yang ditentang tentara. Kini komposisi partisipannya
lebih luas karena mencakup hampir seluruh desa-desa yang ada di kawasan pesisir
Urutewu.
Banyak hal mengemuka pada persidangan
rakyat malam itu yang tema pokoknya beraras pada tindakan militer dalam
membangun pagar di sepanjang pesisir selatan. Tercatat ada 6 desa yang
pesisirnya telah selesai dipagar. Yakni desa Kenoyojayan, Ambalresmi, Kaibon,
Sumberjati, Mirit Petikusan dan Tlogodepok. Pemagaran di 6 desa tersebut bukan
tanpa penolakan warga. Petani dan unsur pemerintah desa telah melakukan
pendekatan persuasif di lapangan. Tapi itu tak bisa menghentikan pemagaran,
terlebih yang direkrut bekerja juga warga desa setempat sehingga rawan
perselisihan horisontal.
Sedangkan untuk desa Entak, Kaibon
Petangkuran dan Wiromartan berbeda karena petani langsung bertindak menutup
galian kembali setelah pekerja menggali lubang fondasi pagar yang menerjang
tanaman holtikultura dan lahan-lahan garap petani. Tak kurang, koordinator USB
Widodo Sunu Nugroho dan koordinator FPPKS, Seniman juga duduk sejajar petani
lainnya pada sidang rakyat malam itu...
0 comments:
Post a Comment